Minggu, 30 Desember 2012
Senin, 24 Desember 2012
Kelebihan Printer Epson L300
Kelebihan Epson L300:
1. Kecepatan cetaknya 3x lebih cepat dibandingkan printer L series generasi sebelumnya.
2. Starter kit-nya dapat 6 botol tinta (3 botol hitam dan 3 botol warna CMY).
3. Satu botol tinta hitam bisa cetak hingga 4000 lembar. Kalau dapat 3 botol, silakan hitung sendiri.. :)
4. Kombinasi tiga botol tinta warna bisa mencetak 6500 lembar.
5. Harga tinta per botol hanya Rp69.000,- (isi 70ml)
6. Biaya cetak per lembar hanya Rp20,- (hitam-putih) dan Rp35,- (warna)
7. Garansi 1 tahun atau 30.000 lembar (mana yang tercapai lebih dulu)
8. Dapat penghargaan Best Innovative Award 2012 dari Majalah TechLife Indonesia
1. Kecepatan cetaknya 3x lebih cepat dibandingkan printer L series generasi sebelumnya.
2. Starter kit-nya dapat 6 botol tinta (3 botol hitam dan 3 botol warna CMY).
3. Satu botol tinta hitam bisa cetak hingga 4000 lembar. Kalau dapat 3 botol, silakan hitung sendiri.. :)
4. Kombinasi tiga botol tinta warna bisa mencetak 6500 lembar.
5. Harga tinta per botol hanya Rp69.000,- (isi 70ml)
6. Biaya cetak per lembar hanya Rp20,- (hitam-putih) dan Rp35,- (warna)
7. Garansi 1 tahun atau 30.000 lembar (mana yang tercapai lebih dulu)
8. Dapat penghargaan Best Innovative Award 2012 dari Majalah TechLife Indonesia
Minggu, 23 Desember 2012
Obrolan di Kokpit Sebelum Pesawat Sukhoi Jatuh
Sebelum pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh dan menewaskan 45 orang di Gunung Salak, Jawa Barat, 9 Mei 2012, Pilot Alexandr Yablontsev terdengar mengobrol dengan seorang pilot senior Indonesia.
Obrolan itu seputar keunggulan jet Sukhoi yang diproduksi Rusia pada 2009. Pilot Indonesia itu--KNKT tak bisa mengidentifikasi--mewakili sebuah maskapai yang berniat membeli pesawat.
Saking asyiknya mengobrol, Yablontsev mengabaikan peringatan bahaya di kokpit dan permintaan kopilot Alexandr Kochetkov tentang cuaca. Yablontsev hanya punya 38 detik untuk menghindari tebing Gunung Salak.
Ini obrolan di dalam kokpit sebelum pesawat itu jatuh:
Ketinggian 9.996 kaki
14.26.22
Kochetkov: Tower, Romeo Alfa Three Six Eight Zero One request descend six thousand feet.
I Nyoman Oka Wirana (Pemandu Menara Jakarta Approach Terminal Timur): Six Eight Zero One request say again please.
Kochetkov: Descend to six thousand feet, Three Six Eight Zero One.
I Nyoman: Ok, copied.
14.27.52
Kochetkov: Dark cloud ahead.
Ketinggian 7.770 kaki
14.27.53 – 14.28.00
Yablonstev meminta KochetkovKochetkov bersiap turun ke runway 06 Halim. Ia memerintahkan kopilot memutarkan pesawat lagi sebelum turun ke 6.000 kaki.
Ketinggian 8.740
14.28.13
Kochetkov: Requested to Jakarta approach to make right orbit.
Menara Cengkareng
14.28.21
I Nyoman: Approved orbit to the right, 6.000 feet.
Ketinggian 6.012 kaki
14.28.26 – 14.30.44
Yablonstev mendemonstrasikan kemampuan pesawat menampilkan keadaan sekeliling pesawat. Di monitor hanya terlihat awan tebal. Kochetkov meyakinkan bahwa kadang-kadang monitor hanya menampilkan awan jika sedang terbang. Yablonstev juga menunjukkan cara sistem bahaya bekerja jika ada gunung atau pesawat lain di sekitar. Alat berbunyi, »Terrain.”
Yablonstev: »But no problem with terrain, at this moment.”
Orang ketiga (Diduga pilot Indonesia): »Ya, it's flat....”
Keduanya mengobrol lagi soal konsumsi avtur Sukhoi. Yablonstev memerintahkan Kochetkov memutarkan jet sekali lagi. Melihat awan gelap merungkup, Kochetkov bertanya apakah akan kembali ke Halim. Karena sedang mengobrol, Yablontsev tak mendengar permintaan itu. Kopilot mesti mengulangnya hingga tiga kali.
Ketinggian 5.997,67 kaki
14.31.55
Yablonstev: We will make approach. Request exit right for approach.
14.31.58 – 14.32.44
Kochetkov menjawab ia akan memberi tahu menara kontrol jika sudah sepenuhnya berputar dan moncong jet mengarah ke Halim. Namun monitor di kokpit tak menunjukkan titik Halim karena awan kian tebal. Yablontsev meminta Kochetkov mengontak menara kontrol untuk minta dipandu mengarah ke Halim. Mereka tak sadar moncong pesawat mengarah ke Gunung Salak.
Ketinggian 6.011,69
14.32.46
Yablonstev: Come on, make request now! Just request quickly.
14.32.47
Kochetkov: Ok.
14.32.48-14.32.50
Sistem peringatan berbunyi »Terrain ahead pull up”, diikuti dengan »Avoid terrain”.
14.32.51
Kochetkov: What is that?
14.32.52 – 14.32.56
Alarm terus berbunyi hingga enam kali memerintahkan agar pesawat segera dinaikkan.
14.32.58
Yablonstev: Maybe... database.
14.33.19 – 14.33.21
Alat peringatan lain berbunyi »Gear not down” memberi tahu akan terjadi pendaratan namun ban pesawat belum diturunkan. Yablontsev, karena mengira ada masalah database kontur, mematikan alarm. Sistem lain berbunyi menunjukkan bahaya kian dekat.
14.33.23
Kochetkov: What is that?
Yablonstev mematikan semua alarm. Dua detik kemudian, blaar…, pesawat menumbuk dinding Gunung Salak.
sumber:
yahoo
Obrolan itu seputar keunggulan jet Sukhoi yang diproduksi Rusia pada 2009. Pilot Indonesia itu--KNKT tak bisa mengidentifikasi--mewakili sebuah maskapai yang berniat membeli pesawat.
Saking asyiknya mengobrol, Yablontsev mengabaikan peringatan bahaya di kokpit dan permintaan kopilot Alexandr Kochetkov tentang cuaca. Yablontsev hanya punya 38 detik untuk menghindari tebing Gunung Salak.
Ini obrolan di dalam kokpit sebelum pesawat itu jatuh:
Ketinggian 9.996 kaki
14.26.22
Kochetkov: Tower, Romeo Alfa Three Six Eight Zero One request descend six thousand feet.
I Nyoman Oka Wirana (Pemandu Menara Jakarta Approach Terminal Timur): Six Eight Zero One request say again please.
Kochetkov: Descend to six thousand feet, Three Six Eight Zero One.
I Nyoman: Ok, copied.
14.27.52
Kochetkov: Dark cloud ahead.
Ketinggian 7.770 kaki
14.27.53 – 14.28.00
Yablonstev meminta KochetkovKochetkov bersiap turun ke runway 06 Halim. Ia memerintahkan kopilot memutarkan pesawat lagi sebelum turun ke 6.000 kaki.
Ketinggian 8.740
14.28.13
Kochetkov: Requested to Jakarta approach to make right orbit.
Menara Cengkareng
14.28.21
I Nyoman: Approved orbit to the right, 6.000 feet.
Ketinggian 6.012 kaki
14.28.26 – 14.30.44
Yablonstev mendemonstrasikan kemampuan pesawat menampilkan keadaan sekeliling pesawat. Di monitor hanya terlihat awan tebal. Kochetkov meyakinkan bahwa kadang-kadang monitor hanya menampilkan awan jika sedang terbang. Yablonstev juga menunjukkan cara sistem bahaya bekerja jika ada gunung atau pesawat lain di sekitar. Alat berbunyi, »Terrain.”
Yablonstev: »But no problem with terrain, at this moment.”
Orang ketiga (Diduga pilot Indonesia): »Ya, it's flat....”
Keduanya mengobrol lagi soal konsumsi avtur Sukhoi. Yablonstev memerintahkan Kochetkov memutarkan jet sekali lagi. Melihat awan gelap merungkup, Kochetkov bertanya apakah akan kembali ke Halim. Karena sedang mengobrol, Yablontsev tak mendengar permintaan itu. Kopilot mesti mengulangnya hingga tiga kali.
Ketinggian 5.997,67 kaki
14.31.55
Yablonstev: We will make approach. Request exit right for approach.
14.31.58 – 14.32.44
Kochetkov menjawab ia akan memberi tahu menara kontrol jika sudah sepenuhnya berputar dan moncong jet mengarah ke Halim. Namun monitor di kokpit tak menunjukkan titik Halim karena awan kian tebal. Yablontsev meminta Kochetkov mengontak menara kontrol untuk minta dipandu mengarah ke Halim. Mereka tak sadar moncong pesawat mengarah ke Gunung Salak.
Ketinggian 6.011,69
14.32.46
Yablonstev: Come on, make request now! Just request quickly.
14.32.47
Kochetkov: Ok.
14.32.48-14.32.50
Sistem peringatan berbunyi »Terrain ahead pull up”, diikuti dengan »Avoid terrain”.
14.32.51
Kochetkov: What is that?
14.32.52 – 14.32.56
Alarm terus berbunyi hingga enam kali memerintahkan agar pesawat segera dinaikkan.
14.32.58
Yablonstev: Maybe... database.
14.33.19 – 14.33.21
Alat peringatan lain berbunyi »Gear not down” memberi tahu akan terjadi pendaratan namun ban pesawat belum diturunkan. Yablontsev, karena mengira ada masalah database kontur, mematikan alarm. Sistem lain berbunyi menunjukkan bahaya kian dekat.
14.33.23
Kochetkov: What is that?
Yablonstev mematikan semua alarm. Dua detik kemudian, blaar…, pesawat menumbuk dinding Gunung Salak.
sumber:
yahoo
Misteri Kematian RAMSES III
Para peneliti berhasil memecahkan misteri pembunuhan berabad-abad lalu dengan menyatakan bahwa raja Mesir, Ramses III, kemungkinan memiliki luka sayatan di tenggorokannya. Luka itu diakibatkan oleh para pengkhianat yang menyusupi para selirnya.
Selain itu, jasad Pangeran Pentawere, putranya yang berkhianat, akhirnya ditemukan.
Foto:
LiveScience/BMJPara ahli telah lama dibuat bingung tentang kematian Ramses III, yang dipercaya memerintah pada sekitar 1.186 SM sampai 1.155 SM, selama dinasti ke-20 Mesir.
Papirus yang berisi dokumen pengadilan kuno menunjukkan, para selir raja berencana untuk membunuhnya sebagai bagian dari kudeta istana, namun masih belum jelas apakah skema pembunuhan tersebut berhasil dilakukan.
Para peneliti kembali melakukan penelitian ulang terhadap mumi Ramses III untuk mencari jawabannya. Hasil pemindaian dengan teknologi computed tomography (CT) menunjukkan ada luka serius di tenggorokan.
"Luka sayatan besar dan dalam pada bagian lehernya disebabkan oleh pisau tajam atau benda tajam lainnya," tulis tim peneliti mengenai temuan mereka dalam sebuah makalah yang dipublikasikan pada Senin (17 Desember) lalu, dalam “British Medical Journal”.
Mereka menambahkan, luka sayatan yang merobek batang tenggorokannya, kerongkongan serta pembuluh darah besarnya tersebut, langsung membuatnya tewas.
Para peneliti juga menemukan bantalan jimat mata Horus yang diletakkan pada tenggorokan mumi tersebut dan mereka mengira bahwa jimat itu adalah jimat keberuntungan. (Horus adalah dewa pelindung raja-raja di Mesir kuno.)
"Kemungkinan besar, para pembalsem Mesir kuno berusaha untuk memulihkan luka itu selama proses mumifikasi dengan memasukkan jimat tersebut (yang umumnya digunakan untuk tujuan penyembuhan) serta menutupi bagian lehernya dengan lapisan kain yang tebal," tulis para penelitinya.
Konspirasi terhadap Ramses III diyakini dipimpin oleh salah seorang istrinya yang merupakan permaisuri kedua, Ratu Tiye, dan putra mereka, Pangeran Pentawere. Teks kuno menunjukkan bahwa Pentawere dinyatakan bersalah di pengadilan, ia lalu bunuh diri, namun tubuhnya masih belum diidentifikasi sama sekali.
Para peneliti dari studi terbaru juga meneliti sebuah mumi yang diduga sebagai Pentawere, yang mereka sebut "E, si pria tak dikenal."
Analisa genetik yang dilakukan terhadap mumi tersebut menunjukkan bahwa ia memiliki garis keturunan sama seperti Ramses III, “yang dengan tegas menunjukan bahwa mereka adalah ayah dan anak,” seperti yang dinyatakan para peneliti.
Karena ekspresi wajahnya yang berkerut, beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa E diracun atau dikubur hidup-hidup. Analisa terbaru yang mereka lakukan tidak memberikan informasi rinci mengenai penyebab kematian, namun mereka menemukan bahwa paru-parunya membengkak, yang bisa menjadi tanda kematian akibat mati lemas atau tercekik, atau mungkin sebagai akibat tindakan bunuh diri yang ia lakukan.
E juga dimakamkan dengan dibungkus kulit kambing, bahan yang dianggap sebagai benda yang murni dalam ritual di Mesir kuno. Hal ini dapat ditafsirkan sebagai pembuktian atas hukuman yang ia dapatkan dalam bentuk prosedur pemakaman non-kerajaan, seperti yang dikatakan para peneliti, yang menyimpulkan bahwa E adalah "kandidat yang sesuai" untuk Pentawere.
Sumber:
News Yahoo.
Selain itu, jasad Pangeran Pentawere, putranya yang berkhianat, akhirnya ditemukan.
Ramses III |
Foto:
LiveScience/BMJPara ahli telah lama dibuat bingung tentang kematian Ramses III, yang dipercaya memerintah pada sekitar 1.186 SM sampai 1.155 SM, selama dinasti ke-20 Mesir.
Papirus yang berisi dokumen pengadilan kuno menunjukkan, para selir raja berencana untuk membunuhnya sebagai bagian dari kudeta istana, namun masih belum jelas apakah skema pembunuhan tersebut berhasil dilakukan.
Para peneliti kembali melakukan penelitian ulang terhadap mumi Ramses III untuk mencari jawabannya. Hasil pemindaian dengan teknologi computed tomography (CT) menunjukkan ada luka serius di tenggorokan.
"Luka sayatan besar dan dalam pada bagian lehernya disebabkan oleh pisau tajam atau benda tajam lainnya," tulis tim peneliti mengenai temuan mereka dalam sebuah makalah yang dipublikasikan pada Senin (17 Desember) lalu, dalam “British Medical Journal”.
Mereka menambahkan, luka sayatan yang merobek batang tenggorokannya, kerongkongan serta pembuluh darah besarnya tersebut, langsung membuatnya tewas.
Para peneliti juga menemukan bantalan jimat mata Horus yang diletakkan pada tenggorokan mumi tersebut dan mereka mengira bahwa jimat itu adalah jimat keberuntungan. (Horus adalah dewa pelindung raja-raja di Mesir kuno.)
"Kemungkinan besar, para pembalsem Mesir kuno berusaha untuk memulihkan luka itu selama proses mumifikasi dengan memasukkan jimat tersebut (yang umumnya digunakan untuk tujuan penyembuhan) serta menutupi bagian lehernya dengan lapisan kain yang tebal," tulis para penelitinya.
Konspirasi terhadap Ramses III diyakini dipimpin oleh salah seorang istrinya yang merupakan permaisuri kedua, Ratu Tiye, dan putra mereka, Pangeran Pentawere. Teks kuno menunjukkan bahwa Pentawere dinyatakan bersalah di pengadilan, ia lalu bunuh diri, namun tubuhnya masih belum diidentifikasi sama sekali.
Para peneliti dari studi terbaru juga meneliti sebuah mumi yang diduga sebagai Pentawere, yang mereka sebut "E, si pria tak dikenal."
Analisa genetik yang dilakukan terhadap mumi tersebut menunjukkan bahwa ia memiliki garis keturunan sama seperti Ramses III, “yang dengan tegas menunjukan bahwa mereka adalah ayah dan anak,” seperti yang dinyatakan para peneliti.
Karena ekspresi wajahnya yang berkerut, beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa E diracun atau dikubur hidup-hidup. Analisa terbaru yang mereka lakukan tidak memberikan informasi rinci mengenai penyebab kematian, namun mereka menemukan bahwa paru-parunya membengkak, yang bisa menjadi tanda kematian akibat mati lemas atau tercekik, atau mungkin sebagai akibat tindakan bunuh diri yang ia lakukan.
E juga dimakamkan dengan dibungkus kulit kambing, bahan yang dianggap sebagai benda yang murni dalam ritual di Mesir kuno. Hal ini dapat ditafsirkan sebagai pembuktian atas hukuman yang ia dapatkan dalam bentuk prosedur pemakaman non-kerajaan, seperti yang dikatakan para peneliti, yang menyimpulkan bahwa E adalah "kandidat yang sesuai" untuk Pentawere.
Sumber:
News Yahoo.
Tips Sebelum Printer Epson L Series Digunakan
Berhubung printer Epson L series merupakan printer dengan sistem baru yang berbeda dengan printer pada umumnya, maka bagi sobat L series yang baru membeli atau berencana membeli printer Epson L series, harap diperhatikan hal-hal berikut:
1. Sebelum mengisi tinta, pastikan pengunci tinta mengarah ke atas (arah jam 12).
Pengunci tinta baru diarahkan ke bawah (posisi transporting) ketika akan dipindahkan atau dibawa pergi.
2. Ikuti instruksi yang ada di user guide dan juga di penampang atas printer.
Berhubung L series adalah sistem baru, sebaiknya baca terlebih dahulu petunjuk penggunaannya.
Beberapa keluhan dan masalah sebagian besar terjadi karena kesalahan prosedur pada saat pertama kali menggunakan printer ini.
Jadi, jangan segan untuk membaca petunjuk penggunaannya.
1. Sebelum mengisi tinta, pastikan pengunci tinta mengarah ke atas (arah jam 12).
Pengunci tinta baru diarahkan ke bawah (posisi transporting) ketika akan dipindahkan atau dibawa pergi.
2. Ikuti instruksi yang ada di user guide dan juga di penampang atas printer.
Berhubung L series adalah sistem baru, sebaiknya baca terlebih dahulu petunjuk penggunaannya.
Beberapa keluhan dan masalah sebagian besar terjadi karena kesalahan prosedur pada saat pertama kali menggunakan printer ini.
Jadi, jangan segan untuk membaca petunjuk penggunaannya.
Rabu, 19 Desember 2012
Air Mata B.J. Habibie Setelah IPTN Ditutup
Sebelum membaca, sebaiknya siapkan saja kopi panas karena kisahnya sangat panjang, tapi menarik untuk disimak. Sebuah kesaksian Bapak B.J. Habibie terhadap Indonesia secara teknologi. Jangan sampai ikutan menangis ya.
Penulis asli adalah Capt. Novianto Herupratomo yang diambil dari notes facebook.
Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, Ilham Habibie dan keponakannya, Adri Subono, juragan Java Musikindo.
Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh President & CEO, Bapak Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada di Jakarta.
Dalam kunjungan ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap.
Sebagai “balasan” pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu).
Entah, apa pasalnya dengan memutar video ini?
Video N250 bernama Gatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas secara mulus di-escort oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis Turboprop dan teknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung.
Dalam video tsb, tampak hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedarmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN.
Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. Bapak Presiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara, terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang dipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilot N250.
N250 sang Gatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan………………
Di hadapan kami, BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb:
“Dik, anda tahu…………..saya ini lulus SMA tahun 1954!” beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata “Dik” kemudian secara lancar beliau melanjutkan……………..
“Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, …….itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur………Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara.
Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan teknologi dirgantara.
Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia.
Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN”.
“Sekarang Dik,…………anda semua lihat sendiri…………..N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini.
Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?”
Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.
“Dik tahu…………….di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia………….”
“Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa…………….”
“Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua…………………?”
“Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun”.
“Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!”
Pak Habibie menghela nafas…………………..
Ini pandangan saya mengenai cerita pak Habibie di atas;
Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang).
Saya bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Kala itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (almarhum) Erwin.
Saya turut mendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yang mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihat sekarang yang ada di pesawat B737NG).
Sebagian besar fungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan “track ball atau touch pad” sebagaimana kita lihat di laptop.
N2130 juga merupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yang memungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan. Selain high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karena mempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawat generasi masa kini.
Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama……………..
N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu………bahkan hingga kini.
Lamunan saya ini, berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie bercerita soal N250, saya memiliki kekecewaan yang yang sama dengan beliau, seandainya N2130 benar-benar lahir………….kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.
Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya………………..
“Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia”.
“Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,
Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten? C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis? D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu!Itu saja!”
Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:
“Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik………….organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik………………”
Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu ………………………
“Dik, ……….saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ………..ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar.
Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya…………saya mau kasih informasi……….. Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu……………………”
Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam…………… seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.
Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan……………………
“Dik, kalian tau……………..2 minggu setelah ditinggalkan ibu…………suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu……… Ainun……… Ainun …………….. Ainun …………..saya mencari ibu di semua sudut rumah.
Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat ‘Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini…………..’ mereka bilang ‘Kita (para dokter) harus tolong Habibie’.
Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;
1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa!
2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus……………
3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.
Saya pilih opsi yang ketiga……………………….”
Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu) …………………. ia melanjutkan pembicaraannya;
“Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun…………..dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia…….
Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat…………. saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia”
Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata…………………………
Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;
“Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui…………………
Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang….. (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).
Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.
Dik, asal you tahu…………semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.
Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain.
Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif……………….”
***
Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran Garuda Indonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkali berguna bagi siapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan tsb. Sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan penulisan disana-sini karena tulisan ini disusun berdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun.
Jakarta, 12 Januari 2012
Salam,
Capt. Novianto Herupratomo
Penulis asli adalah Capt. Novianto Herupratomo yang diambil dari notes facebook.
Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi fasilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, Ilham Habibie dan keponakannya, Adri Subono, juragan Java Musikindo.
Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh President & CEO, Bapak Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada di Jakarta.
Dalam kunjungan ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap.
Sebagai “balasan” pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu).
Entah, apa pasalnya dengan memutar video ini?
Video N250 bernama Gatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas secara mulus di-escort oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis Turboprop dan teknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung.
Dalam video tsb, tampak hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedarmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN.
Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. Bapak Presiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara, terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang dipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilot N250.
N250 sang Gatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan………………
Di hadapan kami, BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb:
“Dik, anda tahu…………..saya ini lulus SMA tahun 1954!” beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata “Dik” kemudian secara lancar beliau melanjutkan……………..
“Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, …….itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur………Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara.
Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan teknologi dirgantara.
Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan ‘how to build commercial aircraft’ bagi Indonesia.
Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan ‘teknologi’ berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN”.
“Sekarang Dik,…………anda semua lihat sendiri…………..N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami ‘Dutch Roll’ (istilah penerbangan untuk pesawat yang ‘oleng’) berlebihan, tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi ‘Fly by Wire’ bahkan sampai hari ini.
Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri ‘apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang?”
Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya.
“Dik tahu…………….di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia………….”
“Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa…………….”
“Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua…………………?”
“Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun”.
“Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka!”
Pak Habibie menghela nafas…………………..
Ini pandangan saya mengenai cerita pak Habibie di atas;
Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang).
Saya bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Kala itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (almarhum) Erwin.
Saya turut mendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit pesawat pertama di dunia yang mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihat sekarang yang ada di pesawat B737NG).
Sebagian besar fungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan “track ball atau touch pad” sebagaimana kita lihat di laptop.
N2130 juga merupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yang memungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan. Selain high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karena mempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawat generasi masa kini.
Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama……………..
N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu………bahkan hingga kini.
Lamunan saya ini, berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie bercerita soal N250, saya memiliki kekecewaan yang yang sama dengan beliau, seandainya N2130 benar-benar lahir………….kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.
Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya………………..
“Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia”.
“Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD,
Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten? C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis? D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu!Itu saja!”
Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb:
“Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu Dik………….organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik………………”
Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu ………………………
“Dik, ……….saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun, ………..ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar.
Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya…………saya mau kasih informasi……….. Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu……………………”
Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam…………… seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.
Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan……………………
“Dik, kalian tau……………..2 minggu setelah ditinggalkan ibu…………suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu……… Ainun……… Ainun …………….. Ainun …………..saya mencari ibu di semua sudut rumah.
Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat ‘Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini…………..’ mereka bilang ‘Kita (para dokter) harus tolong Habibie’.
Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan;
1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa!
2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus……………
3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup.
Saya pilih opsi yang ketiga……………………….”
Tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu) …………………. ia melanjutkan pembicaraannya;
“Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun…………..dan hari ini persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia…….
Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat…………. saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan. Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia”
Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata…………………………
Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya;
“Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui…………………
Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang….. (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).
Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.
Dik, asal you tahu…………semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat.
Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain.
Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif……………….”
***
Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran Garuda Indonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkali berguna bagi siapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan tsb. Sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan penulisan disana-sini karena tulisan ini disusun berdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun.
Jakarta, 12 Januari 2012
Salam,
Capt. Novianto Herupratomo
Selasa, 18 Desember 2012
Hadiah Akhir Tahun dari EPSON
Siapa ya yang mau hadiah gratis dari EPSON. Benar-benar gratis berupa printer L300 dan LW-300. Caranya pun juga tidak terlalu ribet, tidak sulit, bisa dilakukan siapa saja.
Dan bahkan via ponsel pun bisa dilakukan.
Link:
Hadiah Akhir Tahun dari EPSON
Ayo segera ikutan, meski waktunya masih lama sekitar 1 bulan, tiada salahnya kita ikuti sejak dini agar kesempatan menang menjadi kenyataan.
Caranya: Tinggal Like, Daftar dan Share.
Mudah bukan.
Dan bahkan via ponsel pun bisa dilakukan.
Hadiah Akhir Tahun dari Epson |
Link:
Hadiah Akhir Tahun dari EPSON
Ayo segera ikutan, meski waktunya masih lama sekitar 1 bulan, tiada salahnya kita ikuti sejak dini agar kesempatan menang menjadi kenyataan.
Caranya: Tinggal Like, Daftar dan Share.
Mudah bukan.
Senin, 17 Desember 2012
Anak Kecil Mampu Menyelesaikan Rubik 3x3 Kurang dari 2 Menit
Ada seorang anak kecil yang mampu menyelesaikan rubik hanya dengan waktu kurang 2 menit. Apakah ada kawan-kawan yang mampu menyainginya, pastinya ada dan banyak yang memakan waktu kurang dari itu.
Hanya ingin share dan mengabadikan saja video ini di internet.
Video asli dari saya, selaku pemilik video.
Ini linknya: http://www.youtube.com/watch?v=IwEEJ6B26RQ
Hanya ingin share dan mengabadikan saja video ini di internet.
Video asli dari saya, selaku pemilik video.
Ini linknya: http://www.youtube.com/watch?v=IwEEJ6B26RQ
Minggu, 16 Desember 2012
Manfaat Televisi Untuk Anak
Yang namanya televisi saat ini sudah menjamur saja. Semua lapisan masyarakat rata-rata atau bahkan lebih dari itu sudah punya pesawat televisi di rumahnya. Lalu bagaimana efek yang akan didapatkan atau dampak tv ke anak ini.
Boleh Tidaknya Anak Menonton Televisi.
Pertama, sudah barang tentu bisa memacu ke arah pendidikan di satu sisi. Di satu sisi maksudnya kalau acaranya film atau pendidikan anak tentu saja akan bermanfaat sekali bagi si anak. Tumbuh kembang anak tentu akan didapatkan. Si anak tidak usah di dampingi untuk menonton televisi jika acara yang ditayangkan memang seputar anak, misal saja film animasi anak, Indonesia mencari abakat anak dan sejenisnya.
Kedua, bagaimana kalau acaranya bukan seputar anak. Apakah mereka juga diperkenankan untuk menonton? Boleh saja, asalkan didampingi oleh orang tuanya.
Sangat disayangkan apabila anak bisa dengan leluasa menonton televisi dengan seenaknya tanpa tahu apa acara yang ditayangkan. Bayangkan saja kalau acaranya memang khusus untuk orang dewasa, wah bisa bahaya itu.
Tapi lebih enaknya lagi, bahwa stasiun televisi di Indonesia telah memberikan tanda atau label A atau D dan sebagainya sehingga bisa meringankan monitor si anak ini.
Setelah diketahui boleh tidaknya anak menonton televisi, saatnya kita bahas manfaat televisi bagi anak.
1. Memupuk Kejiwaan.
2. Memupuk Pendidikan anak sejak dini.
3. Memberi ilmu kepada anak.
4. Anak bisa tahu trend anak terkini.
dan masih banyak lagi.
Dari itu semua, tentu saja anak akan tahu minimal siaran yang boleh dilihat atau tidak karena adanya simbol A/D tadi. Yang jelas, televisi memberi kehidupan yang lebih baik kepada anak, orang tua dan umum.
Boleh Tidaknya Anak Menonton Televisi.
Pertama, sudah barang tentu bisa memacu ke arah pendidikan di satu sisi. Di satu sisi maksudnya kalau acaranya film atau pendidikan anak tentu saja akan bermanfaat sekali bagi si anak. Tumbuh kembang anak tentu akan didapatkan. Si anak tidak usah di dampingi untuk menonton televisi jika acara yang ditayangkan memang seputar anak, misal saja film animasi anak, Indonesia mencari abakat anak dan sejenisnya.
Kedua, bagaimana kalau acaranya bukan seputar anak. Apakah mereka juga diperkenankan untuk menonton? Boleh saja, asalkan didampingi oleh orang tuanya.
Sangat disayangkan apabila anak bisa dengan leluasa menonton televisi dengan seenaknya tanpa tahu apa acara yang ditayangkan. Bayangkan saja kalau acaranya memang khusus untuk orang dewasa, wah bisa bahaya itu.
Tapi lebih enaknya lagi, bahwa stasiun televisi di Indonesia telah memberikan tanda atau label A atau D dan sebagainya sehingga bisa meringankan monitor si anak ini.
Setelah diketahui boleh tidaknya anak menonton televisi, saatnya kita bahas manfaat televisi bagi anak.
1. Memupuk Kejiwaan.
2. Memupuk Pendidikan anak sejak dini.
3. Memberi ilmu kepada anak.
4. Anak bisa tahu trend anak terkini.
dan masih banyak lagi.
Dari itu semua, tentu saja anak akan tahu minimal siaran yang boleh dilihat atau tidak karena adanya simbol A/D tadi. Yang jelas, televisi memberi kehidupan yang lebih baik kepada anak, orang tua dan umum.
Selasa, 11 Desember 2012
Belenggu Duka Sang Bunga Desa
Sang bunga desa mematut dirinya di depan kaca. Waah....cantik nian dirinya meski tanpa polesan make up sedikitpun di wajahnya. Karunia Tuhan telah menyempurnakan parasnya sebagai seorang wanita. Seperti dalam kamus bahasa Jawa, semua yang tampak secara lahiriah terlihat disana. Mata bawang sebungkul, alis nanggal sepisan, bibir bak delima merekah, hidung nguncup melati. Wah poko.e parasnya ayu banget.
Tapi anehnya dia tidak bahagia. Seharusnya kesempurnaan itu menjadi rasa senang, namun sebaliknya. Apa gerangan yang menjadi penyebabnya....? selama ini wajah ayu sumringah selalu dia tampakkan kepada semua orang, tak satupun orang yang tahu apa kegalauan hatinya.
Sebuah Diary di meja rupanya milik sang bunga desa tersebut lupa tuk menyimpannya. Vyra sahabat sang bunga desa diam-diam membukanya.
Tepat di lembar ke 100 tertulis: "Hanya Allah dan Aku yang tahu kegalaun hatiku. Tapi aku yakin Alloh pasti menolongku".
Tersentak kaget, Vyra serasa gemetar. tangannya terus membuka lembaran berikutnya. lebih parah lagi tertulis kalimat, "Kenapa aku yang terpilih jadi Bunga Desa?".
Vyra tak meneruskannya. Dia tutup diary tersebut, namun hatinya penuh tanda tanya kenapa seseorang harus begitu menyesal dan takut menjadi bunga desa???. Lama vyra merenung dan akhirnya dia ingat akan cerita nenek moyangnya bahwasanya siapapun yang akan jadi bunga desa di kampung ini maka tidak akan berumur panjang karena danyang alias yang baurekso/penjaga kampung ini konon adalah seorang wanita cantik yang tidak mau disaingi kecantikannya.
Yang Vyra tahu Yulia sang bunga desa adalah wanita yang sangat ta'at beragama, santun dan selalu ramah pada semua orang. Dia juga aktif berorganisasi di kampungnya. Tidak sombong bahkan cenderung suka mengalah meski dirinya sebetulnya sangat terluka. Tapi kenapa masih ada rasa tidak percaya dan ragu pada diri dan Tuhan? Ah, bukannya su'uzdon, mungkin hanya sifat manusiawi yang selalu ada perasaan takut hingga dia tak mau cerita dan dipendam dalam hati saja agar tak timbulkan fitnah juga syirik nantinya.
Kini sudah 20 tahun sejak diary itu terbaca, Vyra yang sudah lama tak bersua dengan sang bunga desa tiba-tiba teringat lagi mitos yang tak semestinya disebarkan ke seantero desa. Rasanya Vyra ingin segera pulang kampung tuk menemui Yulia sang bunga desa, dia mau minta maaf dan menceritakan kelancangannya sekaligus membuktikan bahwa mitos itu tak ada.
Hari Sabtu segera Vyra pulang kampung tuk temui sahabat kecilnya. Minggu pagi yang dinanti telah tiba, dia segera bergegas pamit ke Ibunya tuk temui Yulia. Namun Ibunya balik bertanya, " Memang kamu sudah tau alamat Yulia yang baru?", Vyra terdiam dan sadar kalau dia sudah lama tak bersua jadi mungkin dia sudah pindah rumah. Yulia balik tanya."Lho Bu, memang Yulia pindah kemana?", Ibunya hanya terdiam dan memeluk Vyra sambil berkata, " Yulia sudah meninggal dunia dua minggu yang lalu.........".
"Innalillahi wa inna ilaihi roji.un.......", Vyra lemah tak berdaya.
Senin, 03 Desember 2012
Canon PIXMA MG4270 - Ada WiFinya
Ptinter baru dari canon yang ada wifi-nya sehingga kita bisa saja melakukan pencetakan melalui ponsel atau handphone.
Harganya adalah sekitar 1,3 jutaan rupiah.
Spesifikasi:
Harganya adalah sekitar 1,3 jutaan rupiah.
Canon PIXMA MG4270 |
Canon PIXMA MG4270 |
Spesifikasi:
Dimension (W x D x H) | Approx. 449 x 304 x 152mm | |
Weight | Approx. 5.7kg | |
Maximum Resolution (dpi) | 4800 (horizontal) x 1200 (vertical)dpi | |
Print Head / Ink | Type: | FINE Cartridge |
Total Number of Nozzles: | 1,792 | |
Ink Droplet Size (min.): | 2pl | |
Ink Tank: | PG-740, CL-741 (PG-740XL, CL-741XL Optional) | |
Print Speed | Document: Colour: ESAT / Simplex: | Approx. 5.7ipm |
Document: B/W: ESAT / Simplex | Approx. 9.9ipm | |
Photo (4 x 6"): PP-201 / Borderless: | Approx. 44secs. | |
Printable Width | Up to 203.2mm (8 inch) | |
Borderless: | Up to 216mm (8.5 inch) | |
Printable Area | Borderless Printing: | Top / Bottom / Right / Left margin: each 0mm (Supported Paper Size: A4 / LTR / 4 x 6" / 5 x 7" / 8 x 10") |
Bordered Printing: | Top margin: 3mm, Bottom margin: 5mm, Left / Right margin: each 3.4mm (LTR / LGL: Left: 6.4mm, Right: 6.3mm) | |
Bordered Auto Duplex Printing: | Top margin: 5mm, Bottom margin: 5mm, Left / Right margin: 3.4mm (LTR / LGL: Left: 6.4mm, Right: 6.3mm) | |
Recommended Printing Area | Top margin: | 32.5mm |
Bottom margin: | 33.5mm | |
Paper Size | A4, A5, B5, LTR, LGL, 4 x 6", 5 x 7", 8 x 10", Envelopes (DL, COM10) | |
Paper Handling (Front Tray) (Maximum Number) | Plain paper | A4, A5, B5, LTR = 100, LGL = 10 |
High Resolution Paper (HR-101N) | A4 = 80 | |
Photo Paper Pro Platinum (PT-101) | 4 x 6" = 20, A4 = 10 | |
Photo Paper Plus Glossy II (PP-201) | 4 x 6" = 20, A4 = 10 | |
Photo Paper Pro Luster (LU-101) | A4 = 10 | |
Photo Paper Plus Semi-Gloss (SG-201) | 4 x 6" = 20, A4 / 8 x 10" = 10 | |
Glossy Photo Paper "Everyday Use" (GP-501) | 4 x 6" = 20, A4 = 10 | |
Matte Photo Paper (MP-101) | 4 x 6" = 20, A4 = 10 | |
Photo Stickers (PS-101) | 1 | |
T-Shirt Transfer (TR-301) | 1 | |
Envelope | European DL, US Com. #10 = 5 | |
Support Media for Auto Duplex Printing | Type: | Plain Paper |
Size: | A4, LTR | |
Paper Weight | Front Tray: | Plain Paper: 64 - 105g/m2, Canon specialty paper: max paper weight: Approx. 300g/m2 (Photo Paper Pro Platinum PT-101) |
Ink End Sensor | Dot count | |
Print Head Alignment | Manual | |
Scan | ||
Scanner Type | Flatbed | |
Scanning Method | CIS (Contact Image Sensor) | |
Optical Resolution | 1200 x 2400dpi | |
Selectable Resolution | 25 - 19200dpi | |
Scanning Bit Depth (Input / Output) | Grayscale: | 16 bits / 8 bits |
Colour: | 48 bits / 24 bits (RGB each 16 bits / 8 bits) | |
Line Scanning Speed | Grayscale: | 1.2ms/line (300dpi) |
Colour: | 3.5ms/line (300dpi) | |
Scanning Speed | Reflectives: A4 Colour / 300dpi: | Approx. 14secs. |
Maximum Document Size | Flatbed: | A4 / LTR (216 x 297mm) |
Copy | ||
Maximum Document Size | A4 / LTR (216 x 297mm) | |
Compatible Media | Size: | A4 / A5 / B5 / LTR / 4 x 6" / 5 x 7" |
Type: | Plain Paper Photo Paper Pro Platinum (PT-101) Photo Paper Plus Glossy II (PP-201) Photo Paper Pro Luster (LU-101) Photo Paper Plus Semi-Gloss (SG-201) Glossy Photo Paper "Everyday Use" (GP-501) Matte Photo Paper (MP-101) | |
Image Quality | 3 positions (Fast, Standard, High) | |
Density Adjustment | 9 positions, Auto intensity (AE copy) | |
Copy Speed | Document: Colour: sFCOT / Simplex | Approx. 20secs. |
Document: Colour: sESAT / Simplex | Approx. 4.3ipm | |
Multiple Copy | Black / Colour: Number of copies is set via printer's user interface (UI) | Max. 99 pages |
Network | ||
Protocol | TCP/IP | |
Wireless LAN | Network Type: | IEEE802.11n / IEEE802.11g / IEEE802.11b (Infrastructure mode) |
Frequency Band: | 2.4GHz | |
Data Rate: (standard value) | IEEE802.11n: Max. 150Mbps IEEE802.11g: Max. 54Mbps IEEE802.11b: Max. 11Mbps | |
Range: | Indoor 50m (depends on the transmission speed and conditions) | |
Security: | WEP 64 / 128 bits, WPA-PSK (TKIP/AES), WPA2-PSK (TKIP/AES) | |
System Requirements | Windows: | Windows 8 / Windows 7 / Windows Vista / Windows XP |
Macintosh: | Mac OS X v10.5 or later | |
General Specifications | ||
Quick Start | Approx. 6secs. | |
Operation Panel | Display: | LCD (2.5 inch / 6.2cm TFT colour) |
Interface | Wireless LAN b/g/n, USB 2.0 Hi-Speed, Memory Card Slots | |
Operating Environment | Temperature: | 5 - 35°C |
Humidity: | 10 - 90% RH (no dew condensation) | |
Storage Environment | Temperature: | 0 - 40°C |
Humidity: | 5 - 95% RH (no dew condensation) | |
Acoustic Noise (PC Print) | Photo (4 x 6") | Approx. 43.0dB(A) |
Power | AC100 - 240V, 50 / 60Hz | |
Power Consumption | Standby: | Approx. 0.7W |
Copying: | Approx. 19W | |
Environment | Regulation: | RoHS (EU, China), WEEE (EU) |
Eco-Label: | Energy Star |
Printer Epson L110 Tangki Tinta Fungsi Tunggal
Salah satu produk printer dari epson yang diperkenalkan pada bulan juni atau gak juli 2012 yang lalu. Generasi penerus dari L100 yang memiliki kemampuan berbeda dari yang lain, yaitu adanya Sistem Tangki Tinta Fungsi Tunggal.
L series sendiri dibuat pada tahun 2011 yang lalu, dan ini versi terakhir tahun ini yang punya tangki. Selain L110, juga ada L300 yang ada sistem tangkinya yang fungsi tunggal.
L series sendiri dibuat pada tahun 2011 yang lalu, dan ini versi terakhir tahun ini yang punya tangki. Selain L110, juga ada L300 yang ada sistem tangkinya yang fungsi tunggal.
Epson L110 |
Dimensi | 472 x 222 x 130 mm |
Berat | 270 gram |
Spesifikasi | Printer Epson L110 |
Print Method | On-demand ink jet |
Nozzle Configuration | 180 nozzles Black, 59 nozzles each colour (Cyan, Magenta, Yellow) |
Print Direction | Bi-directional printing, Uni-directional printing |
Maximum Resolution | 5760 x 1440 dpi (with Variable-Sized Droplet Technology) |
Minimum Ink Droplet Volume | 3pl |
Print Speed | |
Max Black Draft Text - Memo (A4) | Approx. 27 ppm / 15 ppm (Bk/Cl) |
ISO 24734, A4 | Approx. 6.0 ipm / 3.0 ipm (Bk/Cl)) |
Max Photo Draft - 10x15cm/4x6" | Approx. 27 sec per photo (W/Border) |
Photo Default - 10x15cm/4x6" | Approx. 69 sec per photo (W/Border) |
Copying | |
Copy Speed | |
Max. Black Draft Text - Memo (A4) | N.A. |
Max. Colour Draft Text - Memo (A4) | N.A. |
Copy Mode | N.A. |
Maximum Copies From Standalone | N.A. |
Scanning | |
Scanner Type | N.A. |
Sensor Type | N.A. |
Optical Resolution | N.A. |
Maximum Hardware Resolution | N.A. |
Maximum Scan Area | N.A. |
Scanner Bit Depth | |
Colour | N.A. |
Grayscale | N.A. |
Black & White | N.A. |
Scan Speed | |
Monochrome 300 dpi | N.A. |
Colour 300 dpi | N.A. |
Monochrome 600 dpi | N.A. |
Colour 600 dpi | N.A. |
Paper Handling | |
Paper Feed Method | Friction feed |
Number of Paper Trays | 1 |
Paper Hold Capacity | |
Input Capacity | 50 sheets, A4 Plain paper (75g/m2) 10 sheets, Premium Glossy Photo Paper |
Output Capacity | 30 sheets, A4 Plain paper 20 sheets, Premium Glossy Photo Paper (10x15cm/4x6", 13x18cm/5x7", 9x13cm/3.5x5") |
Paper Size | A4, A5, A6, B5, 10x15cm(4x6"), 13x18cm(5x7"), 9x13cm(3.5x5"), Letter(8.5x11"), Legal(8.5x14"), 13x20cm(5x8"), 20x25cm(8x10"), 16:9 wide size, 100x148mm, Envelopes: #10(4.125x9.5), DL(110x220mm), C6(114x162mm) |
Maximum Paper Size | 8.5 x 44" |
Print Margin | 3mm top, left, right, bottom via custom settings in printer driver |
Connectivity | |
Standard | USB 2.0 Hi-Speed |
Printer Software | |
Operating System Compatibility | Windows XP/XP Professional x64 Edition/Vista/7 Mac OS X 10.5.8, 10.6.x, 10.7.x |
Electrical Specifications | |
Rated Voltage | AC 100-240V |
Rated Frequency | 50~60Hz |
Power Consumption | |
Operating | Approx. 10W |
Standby | Approx. 2.2W |
Sleep | Approx. 1.2W |
Power Off | Approx. 0.3W |
Epson Genuine Inks | Order Code |
Black | T6641 (4,000 Pages Yield) |
Cyan | T6642 (6,500 Pages Composite Yield) |
Magneta | T6643 (6,500 Pages Composite Yield) |
Yellow | T6644 (6,500 Pages Composite Yield) |
Epson Speciality Media | Order Code |
Matte Paper Heavyweight A4 | C13S041259 |
Glossy Photo Paper 4R | C13S042070 |
Glossy Photo Paper A4 | C13S042071 |
Premium Glossy Photo Paper 4R | C13S041863 |
Premium Glossy Photo Paper A4 | C13S041285 |
Photo Quality Inkjet Paper A4 | C13S041786 |
Premium Semigloss Photo Paper 4R | C13S041925 |
Premium Semigloss Photo Paper A4 | C13S041332 |
Epson L110 |
Printer Epson L350 Speed 33 lb/menit
Produk printer epson yang terbaru adalah Epson L350 yang memiliki kemampuan 3x lebih cepat dengan hasil bagus. Botol originalnya yang hitam saja baru akan habis setelah mencetak sebanyak 4 ribu lembar. Wah banyak banget nih.
Speed mencapai 33 lembar per menit.
Harga yang ditawarkan adalah sekitar 2 juta rupiah belum termasuk PPN.
Speed mencapai 33 lembar per menit.
Harga yang ditawarkan adalah sekitar 2 juta rupiah belum termasuk PPN.
Epson L350 |
Spesifikasi | Epson L350 |
Printing | |
Dimensi | 472 x 300 x 145 mm |
Berat | 440 grams |
Print Method | On-demand ink jet |
Nozzle Configuration | 180 nozzles Black, 59 nozzles each colour (Cyan, Magenta, Yellow) |
Print Direction | Bi-directional printing, Uni-directional printing |
Maximum Resolution | 5760 x 1440 dpi (with Variable-Sized Droplet Technology) |
Minimum Ink Droplet Volume | 3pl |
Print Speed | |
Max Black Draft Text - Memo (A4) | Approx. 33 ppm / 15 ppm (Bk/Cl) |
ISO 24734, A4 | Approx. 9.0 ipm / 4.5 ipm (Bk/Cl)) |
Max Photo Draft - 10x15cm/4x6" | Approx. 27 sec per photo (W/Border) |
Photo Default - 10x15cm/4x6" | Approx. 69 sec per photo (W/Border) |
Double-sided Printing | Yes (Manual) |
Copying | |
Copy Speed | |
Max. Black Draft Text - Memo (A4) | Approx. 5 sec (Draft) |
Max. Colour Draft Text - Memo (A4) | Approx. 10 sec (Draft) |
Copy Mode | Standard copy mode |
Maximum Copies From Standalone | 20 sheets (fixed) |
Scanning | |
Scanner Type | Flatbed colour image scanner |
Sensor Type | CIS |
Optical Resolution | 600 x 1200 dpi |
Maximum Scan Area | 216 x 297mm (8.5 x 11.7") |
Scanner Bit Depth | |
Colour | 48-bit internal, 24-bit external |
Grayscale | 16-bit internal, 8-bit external |
Black & White | 16-bit internal, 1-bit external |
Scan Speed | |
Monochrome 300 dpi | 2.4 msec/line |
Colour 300 dpi | 9.5 msec/line |
Monochrome 600 dpi | 7.2 msec/line |
Colour 600 dpi | 14.3 msec/line |
Paper Handling | |
Paper Feed Method | Friction feed |
Number of Paper Trays | 1 |
Paper Hold Capacity | |
Input Capacity | 100 sheets, A4 Plain paper (75g/m2) 20 sheets, Premium Glossy Photo Paper |
Output Capacity | 30 sheets, A4 Plain paper 20 sheets, Premium Glossy Photo Paper |
Paper Size | A4, A5, A6, B5, 10x15cm(4x6"), 13x18cm(5x7"), 9x13cm(3.5x5"), Letter(8.5x11"), Legal(8.5x14"), 13x20cm(5x8"), 20x25cm(8x10"), 16:9 wide size, 100x148mm, Envelopes: #10(4.125x9.5"), DL(110x220mm), C6(114x162mm) |
Maximum Paper Size | 8.5 x 44" |
Print Margin | 3mm top, left, right, bottom via custom settings in printer driver |
Connectivity | |
Standard | USB 2.0 Hi-Speed |
Printer Software | |
Operating System Compatibility | Windows XP/XP Professional x64 Edition/Vista/7 Mac OS X 10.5.8, 10.6.x, 10.7.x |
Electrical Specifications | |
Rated Voltage | AC 100-240V |
Rated Frequency | 50~60Hz |
Power Consumption | |
Standalone Copying | Approx. 12W |
Printing | N.A. |
Standby | Approx. 3.5W |
Sleep | Approx. 1.5W |
Power Off | Approx. 0.3W |
Epson Genuine Ink Bottle | Order Code |
Black | T6641 (4,000 Pages Yield) |
Cyan | T6642 (6,500 Pages Composite Yield) |
Magneta | T6643 (6,500 Pages Composite Yield) |
Yellow | T6644 (6,500 Pages Composite Yield) |
Epson Speciality Media | Order Code |
Matte Paper Heavyweight A4 | C13S041259 |
Glossy Photo Paper 4R | C13S042070 |
Glossy Photo Paper A4 | C13S042071 |
Premium Glossy Photo Paper 4R | C13S041863 |
Premium Glossy Photo Paper A4 | C13S041285 |
Photo Quality Inkjet Paper A4 | C13S041786 |
Premium Semigloss Photo Paper 4R | C13S041925 |
Premium Semigloss Photo Paper A4 | C13S041332 |
Epson L350 |
Langganan:
Postingan (Atom)