Setiap nama domain akan menyimpan data-data DNS dalam bentuk file yang disebut sebagi file Zona DNS. File ini diletakkan pada server-server DNS yang ditunjuk sebagai server dns primer dan sekunder untuk nama domain tersebut.
Kita ambil contoh saja milik dari Google seperti pada gambar di bawah ini, data diambil dengan dnslookup.
File zona DNS domain yang umum dan perlu diketahui adalah sebagai berikut:
1. NS (Name Server).
Record ini menjelaskan server DNS mana saja yang bertanggung jawab untuk suatu nama domain.
2. A (address).
Record ini gunanya untuk memasangkan secara langsung antara nama domain dengan alamat IP maupun nama subdomain dengan alamat IP.
3. MX (Mail Exchanger).
Record ini menjelaskan nama server email yang bertanggung jawab untuk suatu domain sehingga email yang ditujukan untuk suatu domain akan diarahkan ke server email yang tercatat dalam record MX ini.
4. CNAME (Canonical Names atau Alias).
Untuk menentukan nama domain atau subdomain tertentu sebagai alias dari subdomain lainnya.
5. PTR (Pointer).
Record ini yang bertanggung jawab menerjemahkan dari alamat IP ke nama domain atau dari alamat IP ke nama subdomain (kebalikan dari record A).
karena tugas dari record ini adalah mengembalikan alamat IP ke nama domain, atau alamat IP ke alamat subdomain, maka record ini sering juga disebut Reverse DNS.
6. TXT (Text).
Record ini dahulu jarang digunakan, namun saat ini sangat populer digunakan terutama untuk menerapkan perlindungan SPF (Sender Policy Framework) pada suatu nama domain.
SPF adalah salah satu cara yang digunakan untuk memerangi pemalsuan pengirim email.