Di ujung jalan itu setiap datang dan pergi selalu kutemui wajah pucat pasi dengan kerudung hitam yang menjuntai. Dia selalu menulis diary setiap pagi...menulis dan menulis, tak peduli walo berjuta mata memandanginya.
Wajah dibalik kerudung hitam itu terus membayang tiap yang lalu lalang. Wajah itu selalu mengangguk tanda sapa penuh hormat, namun dibalik senyum anggunnya rasanya ada kesedihan yang teramat sangat, kepedihan yang tak terlukiskan hingga membentuk rona pucat di wajahnya dan mata sayu tatapannya.
Wajah itu beku, seperti lukisan tanpa warna. Hampa. Kosong!!
Aku menatap penuh harap ada yang terucap, namun hanya kerudung hitam yang berkelebat. Aku terdiam......diam dan diam.
Wahai kerudung hitam....siapakah gerangan???? Apakah itu bayangan atau jiwa-jiwa yang terhujam???
siapapun engkau, jangan alirkan air matamu di hadapanku, karena cukup menatapmu saja aku sudah tahu!